Profil Kreator






Sandiana Septiani Putri lahir di Semarang pada tanggal 23 September 1987.  Sejak kecil Sandy (begitu Ia kerap disapa) sangat hobby dalam bidang masak memasak.  Keahlian memasaknya diperoleh dari sang Ibu yang selalu memberikan dukungan dalam hal ilmu dan teknik memasak.
Putri pertama dari dua bersaudara ini telah menamatkan gelar S1nya pada tahun 2009 lalu.  Kini gelar Sarjana Pendidikan telah disandangnya setelah selama kurang lebih empat tahun menempuh perkuliahan di Jurusan Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Semarang.
Sandy mengaku dirinya sejak awal telah tertarik untuk mengembangkan buah sukun sebagai bahan pokok pembuatan makanan ringan.  Menurutnya, sukun sangatlah banyak ditemui di sekitar kita,  namun begitu tak banyak orang yang mampu mengembangkan sukun sebagai makanan selalin dijadikan sebagai keripik atau hanya sekedar di kukus.  Dari sini muncul ide cemerlang untuk mengolah sukun menjadi bahan pangan yang bisa dinikmati masyarakat luas sekaligus mampu meningkatkan nilai ekonomis sukun. 
Sandy, yang kini masih lajang, sangat tertarik mengembangkan bahan pangan lokal yang banyak terdapat di sekitar kita, namun pengolahan dan pemanfaatannya belum maksimal.  Sukun dipilihnya selain karena gizinya yang sangat melimpah juga karena belum banyak yang tahu mengenai pemanfaatan buah sukun secara luas.
Kisah sukses Sandy tidak lepas dari keuletan dan ketrampilan yang dimilikinya.  Jatuh bangun saat proses awal pembuatan wingko sukun ini dia hadapi dengan penuh kesabaran dan ketekunan sehingga bisa menghasilkan wingko sukun yang kini sudah mulai dikenal oleh masyarakat.
“Berusaha giat dan pantang menyerah adalah kuncinya.  Tak ada kata terlambat untuk mempelajari hal baru yang ada di sekitar kita.”  Kata Sandy yang kini berusia 25 tahun itu.  Berkat motivasi dan semangat tinggi dalam dirinya, ide yang muncul dikepalanya kini telah disulap menjadi kenyataan.

No comments:

Post a Comment

.

Profil Kreator






Sandiana Septiani Putri lahir di Semarang pada tanggal 23 September 1987.  Sejak kecil Sandy (begitu Ia kerap disapa) sangat hobby dalam bidang masak memasak.  Keahlian memasaknya diperoleh dari sang Ibu yang selalu memberikan dukungan dalam hal ilmu dan teknik memasak.
Putri pertama dari dua bersaudara ini telah menamatkan gelar S1nya pada tahun 2009 lalu.  Kini gelar Sarjana Pendidikan telah disandangnya setelah selama kurang lebih empat tahun menempuh perkuliahan di Jurusan Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Semarang.
Sandy mengaku dirinya sejak awal telah tertarik untuk mengembangkan buah sukun sebagai bahan pokok pembuatan makanan ringan.  Menurutnya, sukun sangatlah banyak ditemui di sekitar kita,  namun begitu tak banyak orang yang mampu mengembangkan sukun sebagai makanan selalin dijadikan sebagai keripik atau hanya sekedar di kukus.  Dari sini muncul ide cemerlang untuk mengolah sukun menjadi bahan pangan yang bisa dinikmati masyarakat luas sekaligus mampu meningkatkan nilai ekonomis sukun. 
Sandy, yang kini masih lajang, sangat tertarik mengembangkan bahan pangan lokal yang banyak terdapat di sekitar kita, namun pengolahan dan pemanfaatannya belum maksimal.  Sukun dipilihnya selain karena gizinya yang sangat melimpah juga karena belum banyak yang tahu mengenai pemanfaatan buah sukun secara luas.
Kisah sukses Sandy tidak lepas dari keuletan dan ketrampilan yang dimilikinya.  Jatuh bangun saat proses awal pembuatan wingko sukun ini dia hadapi dengan penuh kesabaran dan ketekunan sehingga bisa menghasilkan wingko sukun yang kini sudah mulai dikenal oleh masyarakat.
“Berusaha giat dan pantang menyerah adalah kuncinya.  Tak ada kata terlambat untuk mempelajari hal baru yang ada di sekitar kita.”  Kata Sandy yang kini berusia 25 tahun itu.  Berkat motivasi dan semangat tinggi dalam dirinya, ide yang muncul dikepalanya kini telah disulap menjadi kenyataan.

No comments:

Post a Comment